Beberapa waktu lalu, seorang teman baru saja pulang kampung ke Jogjakarta. Setelah kembali ke Jakarta, teman saya tadi mampir ke rumah saya dan memberi sedikit oleh-oleh khas Jogja. Pikir saya ketika itu, pasti ia bawa bakpia Jogja, tapi setelah saya lihat isi kotak kue yang ia berikan, rupanya adalah geplak Jogja.
Geplak Jogja, sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan kue manis yang berwarna-warni ini. Kalau saya ke Jogja juga, jarang-jarang bisa ketemu dengan geplak, lebih sering bersua dengan bakpia. Padahal, geplak juga gak kalah enak lho dengan bakpia. Dan keduanya, sama-sama made in jogja.
Pada kue khas Jogja yang satu ini, rasa manis dan legit berpadu menjadi satu. Maklum, makanan Jawa, akeh manise. Geplak sendiri berbahan dasar kelapa dan gula. Pada mulanya sih, geplak itu jadi makanan khasnya Bantul. Tapi seiring berkembangnya jaman dan masyarakat, sekarang geplak sudah menjadi salah satu ikon dari kuliner Jogjakarta.
Geplak yang berbahan dasar kelapa ini dicampur dengan gula. Gulanya bisa kelapa atau gula tebu. Kalau menggunakan gula kelapa, biasanya geplak akan berwarna kecokelatan. Sementara kalau pakai gula tebu, geplaknya jadi berwarna putih.
Rasa yang sangat manis adalah ciri khas geplak. Jadi pesan saya buat teman-teman yang punya riwayat diabetes, sakit gigi, atau lagi batuk, hati-hati ya kalau makan kue ini. Nyicipi boleh, tapi jangan kebanyakan, nanti malah sakit.
Konon, dulunya geplak ini merupakan makanan alternatif di saat musim kemarau. Tapi sekarang, geplak lebih populer sebagai makanan ringan atau juga oleh-oleh. Tampilan geplak juga cukup variatif. Geplak tersedia dalam beberapa pilihan warna dan rasa, ada yang merah, hijau, kuning, merah jambu, cokelat, dan putih.
Nah, buat teman-teman, kalau ke Jogja jangan lupa beli oleh-oleh geplak ya. Terus dimakan bareng-bareng deh sama keluarga di rumah. Kalau masih ada lebihan, bisa juga dibagi-bagi ke tetangga, hitung-hitung promosi kue Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar